1. Kado
Halo kak! kenalin, namaku Ashil Nadhifa. Biasa dipanggil "Ashil", tapi suka menyebut diri sendiri sebagai "Azalea" di dunia maya. Sebelum bercerita lebih jauh, aku mau jelasin kado apa aja yang aku bawain buat kakak.
Pertama, aku bikinin kakak handmade crochet pouch. Aku mulai belajar merajut tanggal 6 Februari ini, jadi harap maklum ya kak kalo hasilnya jauh dari kata sempurna 😅 Aku sengaja bikinin sesuatu yang handmade, biar lebih kerasa spesialnya, hihi. Hope you like it dan semoga pouchnya bisa kepake buat nyimpen skincare, make up, menstrual pad, obat-obatan, dan barang lainnya. Btw, ini ada dokumentasi proses pembuatan handmade pouchnya:
Selain pouch, aku juga masukin keychain dan stiker ITB, karena kebetulan aku sedang berkuliah di sana. Ada dompet koin dan buku catatan juga, semoga kakak suka ya!
Btw, "surat" ini bakalan agak panjang. Semoga membaca surat ini gak mengganggu waktu kakak, ya! So, here is:
2. Surat untuk Kak Zhafira
(kenalan lagi) Hai, kak! Namaku Ashil. Aku ngikutin channel kakak sejak 2020. Terharu banget ngeliat youtube kakak yang sekarang. Subscribers yang dulunya belasan ribu, sekarang udah lebih dari 300 ribu! Kakak yang dulunya kuliah di Osaka, sekarang udah graduate dari salah satu universitas top dunia, maasyaa Allah tabarakallah!
Well, selama 4 tahun ini, aku juga mengalami banyak hal tak terduga dalam hidup. Aku bakal rangkum sedikit untuk kakak di sini.
🌻The University of Tsukuba🌻
Sejak SMP, aku bermimpi ingin kuliah di luar negeri. Barulah saat kelas 10, aku mulai mencari kampus dan prodi yang sekiranya cocok dengan minat dan bakatku. Singkatnya, aku memilih University of Tsukuba dengan beberapa pertimbangan. Aku mulai mencari-cari informasi di internet, dan akhirnya menemukan youtube kakak. Di salah satu video youtube kakak, kakak menjelaskan cara mengakses informasi mengenai kampus terkait. Saat itu, aku mulai ngelist persyaratan, biaya, rentang waktu pendaftaran, dan hal lain yang ada di website kampus. Aku juga langsung minta izin orang tua, dan diizinkan dengan syarat "buktikan".
Aku diminta untuk membuktikan bahwa aku serius dan mampu untuk berkuliah di luar negeri. Dimulai dari menyiapkan biaya IELTS, SAT, registration fee, dan biaya lainnya. Aku dibuatkan rekening khusus untuk menyimpan "dana pendidikan" tersebut. Selain dengan menabung, aku juga harus membuktikannya dengan prestasi. So, I joined an olympiad club.
Bidang yang aku ambil di olimpiade adalah "Kebumian". Sekilas, terdengar seperti "Geografi" tapi keduanya sebenarnya berbeda. Di tahun pertama, alhamdulillah aku berhasil mewakili provinsiku di ajang Olimpiade Sains Nasional. Sayangnya, aku belum berhasil meraih medali. It's okay, aku masih punya kesempatan di tahun kedua. Di tahun kedua, alhamdulillah aku berhasil memenangkan beberapa kompetisi geosains yang diadakan oleh universitas ternama seperti ITB dan UI. Prestasi-prestasi ini membuatku lebih percaya diri untuk berjuang di OSN 2022. Benar aja, aku berhasil meraih medali perak bidang kebumian di OSN 2022. Alhamdulillah, Allah maha baik. Rasanya seperti mimpi, tapi ini nyata.
🌻Ga Jadi?🌻
Kisah cintaku dengan Tsukuba gak semulus itu. Tahun 2022, tepat sebelum mendaftar IELTS, ummi tiba-tiba berubah pikiran.
"di ITB saja ya, tidak ada mahrom yang bisa mengantarkan hingga ke Jepang sana".
Ayahku sudah meninggal sejak aku usia 2 tahun, aku juga gak punya saudara kandung laki-laki. Tentunya alasan ummi bertukar pikiran bukan hanya karena mahrom, masih ada pertimbangan lainnya. Aku gak bisa nolak, karena semua alasan ummi itu benar.
Ya, tampaknya aku harus mengikhlaskan Tsukuba sebelum mulai mendaftar. Berat sih, kak. Apalagi aku sudah mengimpikan ini sejak lama. Bahkan, aku sudah menghafal peta kampus, masjid, tempat makanan halal, dan lainnya. Sedih, tapi apa boleh buat?
🌻"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"🌻
Allah kembali memperlihatkan kebaikan-Nya. Aku dilancarkan untuk lulus di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB dengan jalur SNBP (dulunya dikenal dengan "SNMPTN") dan berhasil menjadi awardee BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia) yang dikelola oleh LPDP dan Kemdikbudristek. Baru-baru ini, aku juga diundang menjadi tutor olimpiade di salah satu sekolah di daerahku. Durasi tutoring yang hanya 5 hari, tapi gajinya setara 3x uang bulanan BPI, alhamdulillah. Aku juga senang sekali bisa bertemu adik-adik baru, teman baru, dan suasana baru di sana.
"Kalau di Tsukuba, belum tentu aku dapat beasiswa 100%"
"Kalau di Tsukuba, belum tentu aku diundang menjadi tutor olimpiade"
"Kalau di Tsukuba, belum tentu aku bisa mendapatkan GPA/IPK yang bagus"
"Kalau di Tsukuba, belum tentu aku bisa ketemu Kak Zhafira di acara meet & greet ini"
dan masih banyak "kalau" lainnya yang bisa disyukuri.
Kisahku ini mengingatkanku tentang perjalanan S2 kakak. Kakak yang awalnya harus merelakan Cambridge di 2021, tapi sebagai gantinya ada banyak hal baik yang menghampiri kakak. Bener-bener definisi "إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا" banget! Bukti bahwa Allah menyayangi hamba-hamba-Nya.
🌻Thank You🌻
Di bagian akhir ini, aku mau ucapin banyak terima kasih. Terima kasih karena sudah berbagi inspirasi, motivasi, tips, pengalaman, dan banyak hal bermanfaat lainnya. Terima kasih karena sudah menjadi salah satu alasanku terus memperjuangkan Tsukuba kala itu. Terima kasih sudah menajdi influencer muslimah yang tetap mempertahankan nilai-nilai islam. Terima kasih sudah menjadi salah satu role modelku. Terima kasih untuk semuanya <3
Aku harap, kakak terus menjadi inspirasi bagi banyak orang. Semoga, kakak dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah. Jangan berhenti menyebarkan hal positif ya kak! We need more influencers like you! Will I be the next? hehe
Comments
Post a Comment